بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih “ ( QS.
As Syu’araa : 88 – 89 ).
Hari Qiyamat adalah hari di mana segala ‘perhiasan’ dunia baik
itu berupa harta, jabatan, derajat, nasab yang mulia, dan anak-anak tidak lagi
ada nilainya. Hari di mana segala tebusan tidak lagi berguna. Hanya ada satu
hal yang akan menyelamatkan dari kedahsyatan hari itu, yaitu hati yang
bersih/selamat (qalbun salim).
Ibnu Abbas berkata, ‘Qalbun salim adalah qalbu
yang bersyahadah bahwa tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh.’
Sedangkan Ibnul Qayyim r.a. berkata, ‘Tidak
sempurna keselamatan qalbu secara mutlak kecuali sampai ia selamat dari 5 hal:
1. Selamat dari
syirik yang bertentangan dengan tauhid;
2. Selamat dari
bid’ah yang menyelisihi sunnah;
3. Selamat dari
syahwat yang menyelisihi perintah (syariat);
4. Selamat dari
ghoflah (kelalaian) yang bertentangan dengan dzikr (ingat);
5. Selamat dari
hawa nafsu (kecenderungan diri) yang bertentangan dengan ikhlas.
Rasulullah SAW bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أَلاَ إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ
، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ (صحيح البخاري
“Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah. Jika ia baik,
seluruh jasad akan baik pula. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan
rusak. Ketahuilah bahwa itu adalah qalbu.” (Shahih, HR. Al-Bukhari).
Kata“qalb” dalam bahasa Indonesia artinya adalah
yang berdetak yaitu jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, namun
hadits ini mempunyai makna yang dalam, makna yang pertama adalah makna
yang zhahir yaitu jika segumpal darah itu baik maka baiklah seluruh
tubuhnya, dan jika segumpal darah itu buruk maka buruklah seluruh
tubuhnya, maksudnya jika jantung itu memompa darah kurang baik maka akan
berantakan seluruh tubuhnya. Namun secara bathin berarti bahwa jika
segumpal darah itu baik yaitu penuh dengan sifat-sifat yang luhur maka
ucapan, penglihatan, pendengaran, dan perbuatannya pun akan luhur, dan
segala-galanya penuh dengan rahmat Allah.
Jadi qalbun salim adalah hati yang bersih dari hal-hal yang akan
mengotorinya, yang selamat dari hal-hal yang akan merusaknya, dan yang
terhindar dari segala penyakit-penyakit hati yang akan menggerogotinya. Dalam
hal ini ia bermakna bahwa orang yang memiliki qalbun salim maka ia akan
terhalangi dari sifat-sifat hati yang buruk seperti munafik, riya’, sombong,
dengki, hasad, su-udz zhonn dan seterusnya, dan sebaliknya dalam hatinya akan
tumbuh subur sifat-sifat baik seperti sabar, tawadhu’, jujur, pemaaf,
penyantun dan sifat baik lainnya.
Apabila seorang hamba memiliki qalbu yang salim akan muncul darinya
amalan-amalan yang shalih dan kesungguhan dalam beramal guna mencapai
kebahagiaan di kehidupan akhirat.
Allah SWT berfirman :
فإذا جاءت الطامة الكبرى
يوم يتذكر الإنسان ما سعى
وبرزت الجحيم لمن يرى
فأما من طغى
وآثر الحياة الدنيا
فإن الجحيم هي المأوى
وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى
فإن الجنة هي المأوى
فأما من طغى
وآثر الحياة الدنيا
فإن الجحيم هي المأوى
وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى
فإن الجنة هي المأوى
“Maka apabila hari kiamat telah datang. Pada hari ketika manusia
teringat akan apa yang telah dikerjakannya. Dan diperlihatkan neraka
dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang
melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang yang takut
kepada kebesaran Rabbnya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (An-Nazi’at: 34-41)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar